LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU TANAMAN MAKANAN TERNAK
MUH.
SAEPUDDIN
B1D
012 192
3B
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT., karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum Ilmu Tanaman Makanan
Ternak ini. Pada dasarnya laporan ini berisi tentang identifikasi berbagai
macam-macam rumput (Gramineae). Laporan ini juga sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Ilmu Tanaman Makanan Ternak.
Tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Dosen pembimbing yang telah membimbing saya baik dalam pelaksanaan
praktikum maupun dalam penyusunan laporan praktikum Ilmu Tanaman Makanan Ternak
ini. Sehingga laporan Ilmu Tanaman Makanan Ternak ini dapat di selesaikan tepat
pada waktunya.
Saya juga menyadari, bahwa laporan ini masih terdapat
berbagai kekurangan yang memang memerlukan suatu perbaikan secara pelan dan
pasti. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran baik dari Bapak Dosen
Pembimbing, maupun dari teman-teman yang bersifat membangun dan membantu guna
menyempurnakan laporan ini. Akhirnya, terima kasih praktikan ucapkan kepada
segenap pihak yang telah membantu demi terwujudnya laporan praktikum ini.
Mataram, Desember
2013
Praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
1.1. Latar
Belakang
1.2. Tujuan
dan Kegunaan
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
DAFTAR
GAMBAR
Rumput Raja(pennisetum
Purpureophoide)
|
Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum)
|
Rumput Ruzi (Brachiaria Ruziziensis)
|
Rumput Benggala (Panicum maximum)
|
Vaspalum
|
Alang – alang
|
Gamal(Gliricidia
sepium)
|
Rumput kawat
|
Lamtoro(Leucaena
leucocephala)
|
Sengon
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hijauan makanan ternak
(hmt) merupakan salah satu bahan makanan ternak yang sangat diperlukan dan
besar manfaatnya bagi kehidupan dan kelangsungan populasi ternak. Oleh
karenanya, hijauan makanan ternak sebagai salah satu bahan makanan merupakan
dasar utama untuk mendukung peternakan yang setiap harinya membutuhkan cukup
banyak hijauan pakan ternak.Kebutuhan akan hijauan pakan akan semakin banyak
sesuai dengan bertambahnya jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kendala utama
di dalam penyediaan hijauan pakan untuk ternak, terutama produksinya tidak
dapat tetap sepanjang tahun. Pada saat musim penghujan, produksi hijauan
makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat
produsinya akan rendah, atau bahkan dapat berkurang sama sekali.
Demi ketersediaan hijauan makan ternak yang
tetap sepanjang tahun, maka diperlukan budidaya hijauan pakan, baik dengan
usaha perbaikan manajemen tanaman keras atau penggalakan cara pengelolaan
penanaman rumput unggul. Dengan cara demikian kekurangan akan hijauan
pakan dapat diatasi, sehingga nantinya dapat mendukung pengembangan usaha
ternak yang akan dilakukan.
Secara umum di Indonesia ketersediaan hijauan pakan juga
dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim kemarau terjadi kekurangan hijauan
pakan ternak dan sebaliknya di musim hujan jumlahnya melimpah. Terjadinya
perubahan fungsi lahan yang sebelumnya sebagai sumber hijauan pakan menjadi
lahan pemukiman, lahan untuk tanaman pangan dan tanaman industri. Sumberdaya
alam untuk peternakan berupa padang penggembalaan di Indonesia semakin
berkurang.
1.2
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1.
Untuk
mengidentifikasi berbagai macam rumput (Gramineaae)
yang terdapat di suatu daerah.
2.
Untuk
mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara berbagai macam rumput tanaman
makanan ternak dengan rumput lapangan.
3.
Untuk mengetahui jenis-jenis hijauan
yang dapat di berikan kepada ternak sebagai bahan pakan.
1.3 Kegunaan
Praktikum
Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu :
1.
Agar
praktikan dapat mengidentifikasi berbagai macam rumput (Gramineaae) yang terdapat di suatu daerah.
2.
Agar
praktikan dapat mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara berbagai macam
rumput tanaman makanan ternak dengan rumput lapangan
3.
Agar
praktikan bisa menambah wawasan mengenai rumput dan mengaplikasikannya kepada
peternak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rumput merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai sifat tumbuh,
yaitu membentuk rumpun, tanaman dengan batang merayap pada permukaan, tanaman
horisontal dengan merayap tetapi tetap tumbuh ke atas dan rumpun membelit
(Siregar, 1994).
Penanaman dimulai pada awal musim penghujan, segera setelah
tanah itu selesai diolah dengan sempurna.Hijauan yang ditanam dengan syarat
produktivitas persatuan luas cukup tinggi, nilai palatabilitasnya cukup baik,
toleran terhadap lingkungan (mampu dan cepat beradaptasi dengan tanah dan iklim
setempat), mudah dikembangbiakkan dan nilai gizinya cukup tinggi (Suyitman,
2003).
Tanah akan mempengaruhi padang rumput sesuai dengan kandungan
humusnya, kompenen zat gizinya seperti keseimbangan nitrogen, kadar pospat yang
tersedia serta unsur-unsur renik seperti tembaga dan seng. Misalnya bila kadar
nitrogen tanah rendah, maka kandungan nitrogen padang rumput akan
rendah dan rumput akan tumbuh lambat (Reskohadiprodjo, 1985). Tanaman yang
berkualitas tinggi selain dari tata laksana ladangnya, yang harus diperhatiaka
adalah pelaksanaan pemeliharaannya. Pelaksanan pemeliharaan diantaranya dengan
cara pemberantasan siangan (weeds), pendangiran dan pemupukan ulangan.
Siangan yang tumbuh berupa rumput-rumput liar atau tanaman-tanaman penganggu
disingkirkan.Pendangiran dilakukan guna untuk menggemburkan kembali tanah yang
menjadi padat akibat terjadinya hujan lebat.Pemupukan ulang berarti memberikan
kembali pupuk atau zat-zat makan dalam tanah yang hilang pada tanaman agar
perkembangannya semakin baik dan juga memperbaiki struktur tanah tersebut (Edo,
2012).
Perlakuan pemupukan dapat diberikan setelah
penanaman, seperti pemberian N, P dan K bersamaan setelah tanam, sedangkan
untuk pupuk N seperti pupuk urea dapat diberikan 15-20 hari setelah tanam
selain itu juga dapat digunakan pupuk kandang. Pada tanaman penghasil hijauan
pupuk nitrogen dibutuhkan dalam perbandingan yang lebih tinggi dibandingkan
dari penghasil biji.Pupuk P dan K dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberantasan hama dapat secara mekanis, ditangkap dengan tangan
atau pakai jala, sedangkan pemberantasan penyakit dengan penyemprotan fungisida
atau membongkar dan membuang tanaman yang diserang penyakit (Pratomo, 1986).
Setelah melakukan peremajaan, selanjutnya tanaman dipotong
mengambil bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah, baik oleh manusia
ataupun oleh renggutan ternak itu sendiri sewaktu digembalakan yang
disebut defoliasi. Defoliasi dilakukan pada saat akhir
vegetatif atau menjelang berbunga (Edo,2012).
Kesuburan tanah akan merosot jika tanah tersebut sering ditanami
dan tidak pernah diberi pupuk. Agar peternak memperoleh produksi hijauan secara
kontinyu, maka salah satu jalan yang harus ditempuh ialah memperbaiki keadaan
tanah dengan jalan pendangiran, pemupukan dan pemanenan yang tepat.Hijauan bisa
dipupuk dengan pupuk buatan ataupun pupuk organik seperti pupuk kandang ataupun
pupuk kompos (Kartadisastra, 1997).
Rumput dalam pengelompokkannya dibagi menjadi dua yaitu rumput
potong dan rumput gembala. Yang termasuk dalam kelompok rumput potongan
adalah rumput yang memenuhi persyaratan: memiliki produktivitas yang tinggi,
tumbuh tinggi secara vertikal dan banyak anakan seerta responsif terhadap
pemupukan.Termasuk kelompok ini antara lain: Pennisetum perpureum,
Pannicum maximum, euchlaena mexicana, Setaria sphacelata, Pannicum
coloratum dan Sudan grass (AAK, 1983).
Rumput gembala merupakan jenis rumput yang memiliki ciri-ciri
antara lain : tumbuh pendek atau menjalar dengan stolon, tahan terhadap
renggutan atau injakan, memiliki perakaran yang kuat dan tahan
kekeringan. Termasuk kelompok ini antara lain: Brachiaria
brizhantha, Brachiaria ruziziensis, Brachiaria mutica, Paspalum dilatatum,
Digitaria decumbens, Choris gayana, Africanstar grass (Cynodon
plectostachyrus) (AAK, 1983).
Rumput ini merupakan rumput yang sangat dikenal di indonesia,
mempunyai berbagai nama antara lain: Elephant grass, napier grass,
uganda grass dan rumput gajah. Rumput ini berasal dari Afrika dan
Tropika. Rumput gajah merupakan tanaman tahunan (parennial), tumbuh
tegak membentuk rumpun dan memiliki rhizoma yang pendek,
perakaran cukup dalam, tinggi tanaman dapat mencapai 3-4, 5 meter dan apabila
dibiarkan tumbuh bebas dapat setinggi 7 meter. Panjang daun 30-120
cm dan lebar daun 10-50 mm. Pelepah daun berbulu dengan dasar bonggol yang
berbulu.Batang tebal dan keras pada yang telah tua. Tipe bunga berbentuk spike (bulir)
dengan panjang panicle 10-30 cm dan lebarnya 15-30 mm. Warna
bunga kehijauan, kekuningan atau kecoklatan. Butiran dikelilingi oleh bulu-bulu
yang kaku dan pendek (Apik, 2012).
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1
Materi
Praktikum
3.1.1
Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1.
Perlengkapan
alat tulis
2.
Metran/ penggaris
3.
Kamera
3.1.2
Bahan
Adapun bahan-bahan yang diamati dalam praktikum ini
yaitu :
No
|
Rumput- rumputan
|
Legum
|
1
|
Rumput Ruzi (Brachiaria
Ruziziensis)
|
Alang –
alang
|
2
|
Rumput Paspalum (Paspalum Atratum)
|
Lamtoro(Leucaena leucocephala)
|
3
|
Rumput Benggala (Panicum maximum)
|
Gamal(Gliricidia sepium)
|
4
|
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
|
Sengon
|
5
|
Rumput Raja (Pennisetum
purpureophoides)
|
|
6
|
Rumput kawat
|
3.1.3
Tempat dan Tanggal Praktikum
Ø Hari/Tanggal : Kamis, Desember 2013
Ø Waktu /Tempat : Jam 04.00 WITA di desa Suranadi,
LombokBarat.
3.2
Metode Praktikum
Adapun metode yang
digunakan pada praktikum ini adalah:
1.
Menyiapkan alat dan bahan praktikum
2.
Mengamati
ciri-ciri morfologi satu persatu.
3.
Mengukur tinggi dari masing – masing tanaman yang
diamati seperti :
Rumput
Ruzi (Brachiaria Ruziziensis), Rumput Paspalum (Paspalum Atratum),Rumput Benggala (Panicum
maximum),Rumput
Gajah (Pennisetum purpureum),Rumput Raja (Pennisetum
purpureophoides), Rumput Kawat, Alang – alang, Lamtoro (Leucaena
leucocephala),
Turi (Sesbania
grandiflora), Gamal (Gliricidia
sepium),
Sengon.
4.
Mengambil gambar tanaman(masing-masing jenis rumput yang diamati)
5.
Mencatat hasil pengamatan dalam tabel
yang sudah disiapkan sebelum praktikum dimulai.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Praktikum
RUMPUT PANICUM
1.
|
Nama Tanaman
|
Panicum
maximum
|
2.
|
Warna Daun
|
Hijau
gelap
|
3.
|
Tekstur Daun
|
Halus
dan berbulu
|
4.
|
Tinggi batang
|
Tinggi
< 1,5 m
|
5.
|
Ukuran Daun
|
Lebar
daun 2 2 ½ cm
|
6.
|
Sistem
pertulangan daun
|
Tunggal
|
7.
|
Warna
Pertulangan Daun
|
Hijau
keputihan
|
8.
|
Sifat Tumbuh
|
Berumpun
dan merunduk
|
9.
|
Aroma
|
Beraroma
|
10.
|
Warna Daerah
Pangkal
|
Hijau
|
11.
|
Bunga Seperti
Apa
|
Warna
bunga hijau atau keunguan
|
12.
|
Perakaran
|
Akar
membentuk serabut dalam
|
13
|
Susunan daun
|
Tunggal
|
RUMPUT RUZI(Brachiaria
Ruziziensis)
13.
|
Nama Tanaman
|
Rumput
ruzzi
|
14.
|
Warna Daun
|
Hijau
terang
|
15.
|
Tekstur Daun
|
Halus
|
16.
|
Susunan Daun
|
Tunggal
|
17.
|
Ukuran Daun
|
Panjang
Sampai 25 cm
|
18.
|
Lebar daun
|
Lebar
daun 15 mm
|
19.
|
Warna
Pertulangan Daun
|
Hijau
|
20.
|
Sifat Tumbuh
|
Berumpun
|
21.
|
Aroma
|
Beraroma
|
22.
|
Warna Daerah
Pangkal
|
Hijau
|
23.
|
Bunga Seperti
Apa
|
Bunga
terdiri dari 3 – 9 tandan yang relative panjang
|
24.
|
Jumlah anakan
daun
|
Tidak
ada
|
25.
|
Sistem
pertulangan daun
|
Tunggal
|
RUMPUT ALANG- ALANG
26.
|
Nama Tanaman
|
Alang
– alang
|
27.
|
Warna Daun
|
Hijau
kekuningan dan terdapat warna bergaris merah pada pinggir daun
|
28.
|
Tekstur Daun
|
Tekstur
daun halus
|
29.
|
Susunan Daun
|
Helai
daun bebentuk garis berujung runcing
|
30.
|
Ukuran Daun
|
Panjang
daun 18 – 80 cm
|
31.
|
Sistem
Pertulangan Daun
|
Tunggal
|
32.
|
Warna Pertulangan
Daun
|
Hijau
|
33.
|
Sifat Tumbuh
|
Merupumpun
dan Merambah
|
34.
|
Aroma
|
Beraroma
|
35.
|
Warna Daerah
Pangkal
|
Hijau
|
36.
|
Bunga Seperti
Apa
|
Karangan
bunga dalam malai, 6-28 cm panjangnya, dengan anak bulir berambut panjang
(putih
|
37.
|
Jumlah anakan
daun
|
Tidak
ada
|
38.
|
Warna daerah
pangkal
|
Hijau
kecoklatan
|
RUMPUT KAWAT
39.
|
Nama Tanaman
|
Rumput
kawat
|
40.
|
Warna Daun
|
Hijau
gelap
|
41.
|
Tekstur Daun
|
Tekstur
halus
|
42.
|
Susunan Daun
|
Tunggal
|
43.
|
Ukuran Daun
|
Kecil
|
44.
|
Sistem
Pertulangan Daun
|
Tunggal
|
45.
|
Warna
Pertulangan Daun
|
Hijau
kemerahan
|
46.
|
Sifat Tumbuh
|
Pertumbuhan
dengan stolon
|
47.
|
Aroma
|
Beraroma
|
48.
|
Warna Daerah
Pangkal
|
Hijau
muda
|
49.
|
Bunga Seperti
Apa
|
|
50.
|
Jumlah
anakan daun
|
Tunggal
|
LAMTORO
51.
|
Nama Tanaman
|
.
Lamtoro (Leucaena leucocephala)
|
52.
|
Warna Daun
|
Hijau gelap
|
53.
|
Tekstur Daun
|
Tekstur daun
halus
|
54.
|
Susunan Daun
|
Susunan daun majemuk ganda dan menyirip
|
55.
|
Ukuran Daun
|
Ukuran
daun kecil
|
56.
|
Sistem
Pertulangan Daun
|
Banyak
dan menyirip
|
57.
|
Warna
Pertulangan Daun
|
Kecoklat-coklatan
atau keabu – abuan
|
58.
|
Sifat Tumbuh
|
Tegak
dan bercabang
|
59.
|
Aroma
|
Beraroma
|
60.
|
Warna Daerah
Pangkal
|
Kecoklat
–coklatan dan keabuan
|
61.
|
Bunga Seperti
Apa
|
Majemuk
berupa bngkol bertangkai panjang
|
62.
|
Jumlah anakan
daun
|
Tiap
sirip 5 – 20 pasang
|
GAMAL
63.
|
Nama Tanaman
|
Gamal (Gliricidia sepium
|
64.
|
Warna Daun
|
Hijau
tua
|
65.
|
Tekstur Daun
|
Halus
|
66.
|
Susunan Daun
|
Majemuk
menyirip ganjil
|
67.
|
Ukuran Daun
|
Besar
|
68.
|
Sistem Pertulangan Daun
|
Banyak
dan menyirip
|
69.
|
Warna Pertulangan Daun
|
Hijau
|
70.
|
Sifat Tumbuh
|
Tegak dan bercabang
|
71.
|
Aroma
|
Beraroma
|
72.
|
Warna Daerah Pangkal
|
Hijau
|
73.
|
Bunga Seperti Apa
|
Malai
berisi25-50 kuntum
|
74.
|
Jumlah anakan daun
|
Jumlah
anakan daun 7 -17 pasang
|
SENGON
75.
|
Nama Tanaman
|
Sengon
|
76.
|
Warna Daun
|
Hijau
tua
|
77.
|
Tekstur Daun
|
Tekstur daun
halus
|
78.
|
Susunan Daun
|
Majemuk
ganda
|
79.
|
Ukuran Daun
|
Kecil
|
80.
|
Sistem
Pertulangan Daun
|
Banyak
dan menyirip
|
81.
|
Warna Pertulangan
Daun
|
Hijau
keputihan
|
82.
|
Sifat Tumbuh
|
Tegak
bercabang
|
83.
|
Aroma
|
Beraroma
|
84.
|
Warna Daerah
Pangkal
|
Abu
kecoklatan
|
85.
|
Bunga Seperti
Apa
|
Bunga
majemuk berbentuk bongkol
|
86.
|
Jumlah anakan
daun
|
10
– 45
|
RUMPUT RAJA (pennisetum
Purpureophoide)
87.
|
Nama Tanaman
|
King
gress atau rumput raja
|
88.
|
Warna Daun
|
Hijau
muda
|
89.
|
Tekstur Daun
|
Sedikit
kasar
|
90.
|
Susunan Daun
|
Tunggal
|
91.
|
Ukuran Daun
|
Permukaan
dau luas
|
92.
|
Sistem
Pertulangan Daun
|
Tunggal
|
93.
|
Warna
Pertulangan Daun
|
Hijau
Keputihan
|
94.
|
Sifat Tumbuh
|
Berumpun
|
95.
|
Aroma
|
Beraroma
|
96.
|
Warna Daerah
Pangkal
|
Hijau
|
97.
|
Bunga Seperti
Apa
|
Bentuk
lilin
|
98.
|
Jumlah anakan
daun
|
Tidak
ada
|
99.
|
Tinggi
|
RUMPUT GAJAH(Pennisetum
Purpureum)
100.
|
Nama Tanaman
|
King
gress/penisetum parpurium
|
101.
|
Warna Daun
|
Hijau
gelap
|
102.
|
Tekstur Daun
|
Halus,terdapat
bulu di permukaan daun
|
103.
|
Panjang daun
|
Panjang daun
30 -120 cm
|
104.
|
Ukuran Daun
|
Lebar
|
105.
|
Tinggi Batang
|
2
– 3,5 m
|
106.
|
Warna
Pertulangan Daun
|
Hijau
ke putihan
|
107.
|
Sifat Tumbuh
|
Tegak
dan berumpun
|
108.
|
Aroma
|
Khas
|
109.
|
Warna Daerah
Pangkal
|
Kuning
kehijau – hijauan
|
110.
|
Bunga Seperti
Apa
|
Berbunga
seperti es lilin
|
111.
|
Perakaran
|
Perakaran
dalam
|
112.
|
Susunan daun
|
Tunggal
|
RUMPUT PASVALUM
113.
|
Nama Tanaman
|
Pasvalum
|
114.
|
Warna Daun
|
Hijau
terang
|
115.
|
Tekstur Daun
|
Tekstur
daun halus
|
116.
|
Tinggi Batang
|
Kurang
dari 1 m – 2 m
|
117.
|
Ukuran Daun
|
Lebar
Daun > 2,5 cm
|
118.
|
Sistem
Pertulangan Daun
|
Tunggal
|
119.
|
Warna
Pertulangan Daun
|
Hijau
|
120.
|
Sifat Tumbuh
|
Berumpun
dan tegak
|
121.
|
Aroma
|
Khas
|
122.
|
Warna Daerah
Pangkal
|
Hijau
|
123.
|
Bunga Seperti
Apa
|
|
124.
|
Perakaran
|
Perakaran
dalam
|
125.
|
Susuna daun
|
Tunggal
|
4.2 Pembahasan
1.
Rumput Raja (Pennisetum purpureophoides)
§
Berasal
dari Afrika tropik
§
Berbentuk
perennial
§
Tumbuh
setinggi 3-4,5 m. Lebih tinggi dari rumput gajah, sehingga produksinya lebih
tinggi.
§
Daunnya
berbulu dan lebar
§
Berkembang
dengan rhizome yang panjangnyabisa 1 m
§
Hasil
produksinya : 270 ton/ha/tahun dengan curah hujan 1000 mm.
§
Tumbuh
baik didaerah basah dengan irigasi baik pertahunnya. Pertumbuhan baik pada
tanah yang subur baik di dataran tinggi atau dataran rendah.
§
Perlu
dipupuk dengan urea atau pupuk kandang setiap panen
§
Kandungan
gizi paling tinggi pada umur 7 minggu
§
Pemotongan
dilakukan saat tinggi tanaman 1-1,5 m atau umur 40-45 hari musim hujan dan
50-60 hari musim kemarau
2. Rumput
Benggala (Pannicum maximum)
Tanaman ini memiliki
spesies tanaman yang bervariasi, berumpun dengan lepas atau padat, berizoma
pendek, tegak atau merunduk, berakar pada buku-buku bawah.Helai daun linier
sampai lanceolate menyempit.Panicle terbuka.
Karena
variasi agronomis, spesies ini dibedakan
menjadi 2 tipe:
1. Tipe Tinggi/sedang (TS) - berumpun, mencapai tinggi >1,5 m dengan bunga;
2. Tipe Pendek (P) - berumpun, mencapai tinggi <1,5 m dengan bunga.
1. Tipe Tinggi/sedang (TS) - berumpun, mencapai tinggi >1,5 m dengan bunga;
2. Tipe Pendek (P) - berumpun, mencapai tinggi <1,5 m dengan bunga.
Tanaman ini dapat
tumbuh pada hampir semua jenis tanah asal mendapat pengairan yang baik, basah
dan subur, varitas tinggi/sedang hampir semuanya tumbuh pada daerah dengan
curah hujan tahunan lebih dari 1000 mm, sedangkan varitas pendek ditanam pada
daerah dengan curah hujan 800 mm atau kurang. Varitas pendek tahan terhadap
suhu lebih dingin dibanding varitas yang tinggi/sedang, menghasilkan
pertumbuhan awal musim yang baik.Varitas tinggi/sedang biasanya menghasilkan
hampir seluruh pertumbuhan pada pertengahan musim yang hangat. Dan tumbuh dengan baik pada penyinaran matahari
penuh, namun telah dilaporkan tumbuh lebih baik pada 30% naungan, meskipun produksi
berkurang sampai separuh pada 50% naungan.
Tanaman ini memilki potensi produksi sebagai
berikut:
Ø Bahan kering
Biasanya (10-) 20-30
(-60) ton/ha BK, tergantung pada varitas dan kondisi pertumbuhan (terutama
jika diberikan pupuk N tinggi).
Ø Produksi ternak
Dapat mencapai sampai
0.8 kg/ekor/hari kenaikan berat badan dan sampai 1,200 kg/ha/tahun kenaikan
berat badan (umumnya 300-500 kg/ha/tahun kenaikan berat badan) tergantung
terutama pada tingkat penggembalaan dan tingkat pemberian pupuk N.
Ø Produksi
biji
Terbaik pada lingkungan
dengan panjang hari lebih panjang dan musim kering yang jelas.Biji masak tidak
bersamaan, dan dilepas ketika masak.Sekitar 200 kg/ha dengan panen sapu bersih,
meskipun telah dilaporkan hasil panen biji yang lebih tinggi.
Akan tetapi
tanaman ini memiliki keunggulan dan keterbatasan, yaitu:
Keunggulan:
·
Daun banyak.
·
Pakan kualitas tinggi.
·
Potensi produksi tinggi.
·
Disukai ternak.
·
Cocok untuk gembala dan potong.
·
Tahan kekeringan.
·
Tumbuh diawal musim pada beberapa
varitas.
Keterbatasan:
·
Memerlukan tanah subur.
·
Tidak tahan penggenangan air.
·
Tidak tahan penggembalaan berat.
·
Menjadi berbatang bila tidak dipotong
atau tidak sering digembalai
3. Rumput
Ruzi (Brachiaria
ruzziensis)
Rumput Ruzi merupakan
tanaman berumpun, tahunan merambat dengan rizoma yang pendek.Batang berongga
tumbuh dari pucuk buku-buku merambat dan rizoma pendek. Daun panjang sampai 25
cm dan lebar 15 mm. Bunga terdiri dari 3-9 tandan yang relatif panjang (4-10
cm). Berat biji 250.000 biji/kg.
Rumput Ruzi ini adalah
rumput untuk dataran rendah sampai ketinggian 2000 m pada daerah tropis yang
basah, dengan rata-rata curah hujan minimum 1200 mm. Dapat bertahan musim
kering selama 4 bulan tetapi akan mati pada kekeringan yang panjang. Tidak
tahan terhadap genangan dan tumbuh subur pada tanah berpengairan baik atau
tumbuh pada musim panan (pertumbuhan optimum pada 33/28oC
hari/malam), dan tidak tahan suhu dingin beku. Rumput ruzi ini memerlukan tanah
ringan atau loam dengan kesuburan tinggi sedang (pH 5,0-6,8) dan tidak tahan
kondisi tanah yang sangat asam. Melainkan tahan naungan sedang dan dapat
ditanam dibawah perkebunan kelapa. Rumput ruzi ini dapat bertahanpengembalaan berat sedang dan
memerlukan tingkat pemupukan tinggi untuk bertahan pada frekuensi pemotongan
tinggi.
Penanamman pada rumput
ruzi yaitu dapat ditanam dari biji yang perlu disimpan selama 6 bulan setelah
panen untuk menghilangkan dormansi. Biji dapat disebar dengan jumlah 2,5-10
kg/ha diatas bedengan yang telah disiapkan dan kemudian ditutupi tanah sedikit.
Biji hendaknya tidak ditanam lebih dalam dari 2 cm. Pertumbuhan bibit sangat
cepat.Cara lainnya, ruzi dapat ditanam secara vegetatif dengan menggunakan
potongan batang.
Nilai nutrisi baik -
lebih baik disbanding hampir semua Brachiariaspp. Dengan kadar PK
sekitar 7-13%, bahkan sampai 20%, dengan kecernaan 55-75%. Pada “hay” rumput Ruzi dipotong pada umur 45 hari
setelah tanam di timur laut Thailand, kandungan kecernaan bahan kering in
vitro, serat kasar, NDF dan ME adalah masing-masing 61%, 80,5%, 72,8% dan
7,9 MJ/kg.
POTENSI
PRODUKSI:
Ø Bahan kering
Produiksi lebih sedikit
dibandingkan B. decumbens.di
Australia dan Amerika Selatan meskipun panen dapat menghasilkan lebih dari 20
ton/ha/tahun dengan pemberian nitrogen yang tinggi. Di Sri Lanka, diperoleh
produksi bahan kering sebesar 16,8, 22,0 dan 25,6 ton/ha/tahun dengan pemupukan
Nitrogen masing-masing 112, 224, dan 366 kg/ha.
Ø Produksi ternak
Kenaikan berat badan
melebihi 1000 kg/ha/tahun diperoleh dari padang penggembalaan rumput Ruzi dan
legum, dan lebih dari 1500 kg/ha/tahun dengan 200 kg/ha pupuk N. Ternak muda
yang digembalakan pada rumpur ruzi di padang sabana Brazilia dengan jumlah
ternak 2 ekor/ha, mendapat kenaikan berat badan 285 kg/ha/tahun.
Ø Produksi biji
Produksi biji 25-200
kg/ha diperoleh dengan sistem panen kombinasi, dan produksi sampai 700
kg/ha diperoleh dengasn panen menyapu tanah. Di Thailand, panen dengan
tangan kepala biji ditumpuk setinggi 1 m dan dibiarkan layu selama 3
hari. Kepala biji diputar setiap hari untuk memfasilitasi pemisahan biji dari
kepala biji dan mencegah pemanasan berlebihan. Cara lain adalah, dengan
menggunakan metode "selubung hidup", dimana kepala biji diikat
bersama dalam kelompok dan dilayukan di lapangan selama 1-2 minggu sebelum panen.
Biji yang dikelompokkan diayak setiap 2-3 hari sampai sluruh biji diperoleh.
Persentasi biji dorman
setelah panen sangat tinggi (germinasi <20%).Dormansi primer adalah
fisiologis, sementara dormansi panjang adalah mekanikal, disebabkan oleh
pembatasan selubung biji.Dormansi mungkin dihilangkan dengan penyimpanan selama
6-9 bulan atau dengan skarifikasi asam.
Rumput ruzi memiliki keunggulan dan keterbatasan,
yaitu;
Keunggulan:
·
Disukai dan kualitas baik.
·
Produksi biji tinggi.
·
Tumbuh cepat dari biji atau bagian
tanaman.
Keterbatasan:
·
Butuh tanah yang subur dan berpengairan
baik.
·
Produksi BK lebih rendah dibandingkan B. decumbens
·
Daya tahan hidup rendah pada tanah tidak
subur atau berpengairan buruk.
·
Pertumbuhan musim kering rendah.
·
Sangat rentan terhadap spittle bug.
4.
Rumput Paspalum (Paspalum
Atratum)
Family : poaceae (alt,Graminae)
Sub Family : Panicodeae
Tribe : Paniceae
Grup : Plicatula
Genus : Paspalum
Spesies : Paspalum Atratum
Total produksi bahan kering hijauan rumput paspalum dari 5 kali panen
(setahun) adalah 156 ton/ha. Rumput ini menghasilkan biomas yang tinggi setara
dengan rumput gajah dan sangat di sukai oleh ternak. Petani juga sangat
menyukainya dan mudah memanennya karna rumput ini tumbuh tegak dan tidak
berbuku. Rumput ini dapat tumbuh pada lahan
yang terbuka maupun yang ternaungi.
· Pertumbuhan kembali cepat
· Produksi daun tinggi
· Mudah di panen
· Disukai ternak
· Tahan penggembalaan
· Tepinya tajam
5. Lamtoro (Leucaena leucocephala)
Lamtoro
adalah salah satu jenis polong-polongan serbaguna yang paling banyak ditanam
dalam pola pertanaman campuran (wanatani).Pohon
ini sering ditanam dalam jalur-jalur berjarak 3–10 m, di antara larikan-larikan
tanaman pokok. Kegunaan lainnya adalah sebagai pagar hidup, sekat api, penahan
angin, jalur hijau, rambatan hidup bagi tanaman-tanaman yang melilit seperti lada, vanili, markisa dan gadung,
serta pohon penaung di perkebunan kopi dan kakao Di
hutan-hutan tanaman jati yang
dikelola Perhutani di Jawa,
lamtoro kerap ditanam sebagai tanaman sela untuk mengendalikan hanyutan tanah
(erosi) dan meningkatkan kesuburan tanah. Perakaran
lamtoro memiliki nodul-nodul akar tempat mengikat nitrogen dan
banyak menghasilkan daun sebagai
sumber organic
Sejak
lama lamtoro telah dimanfaatkan sebagai pohon peneduh, pencegah erosi,
sumber kayu bakar dan pakan ternak.Di tanah-tanah yang cukup subur, lamtoro
tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai ukuran dewasanya (tinggi 13–18 m) dalam
waktu 3 sampai 5 tahun.Tegakan yang padat (lebih dari 5000 pohon/ha)
mampu menghasilkan riap kayu
sebesar 20 hingga 60 m³ per hektare per tahun. Pohon yang ditanam sendirian
dapat tumbuh mencapai gemang 50 cm. Jika
ditanam di dekat-dekat pohon lainnya,
maka pohon di sampingnya akan kekurangan sinar matahari.
Oleh sebab itu, biasanya lamtoro/petai cina ditanam sebagai pohon
pelindung/peneduh, dan untuk menanggulangi terjangan angin ribut.
Tumbuhan ini juga dapat dipakai untuk pupuk hijau -dengan
cara membenamkan daun pangkasnya sebagai pupuk dalam tanah
6.
Gamal
(Gliricidia sepium)
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui
ciri gamal adalah tanamannya berbentuk pohon, warna pada batangnya putih
kecoklatan serta akarnya kuat.Hal ini sesuai dengan pendapat Syarief (1986)
yang menyatakan bahwa gamal adalah sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri
tanaman berbentuk pohon, warna batang putih kecoklatan, perakaran kuat dan
dalam.Tanaman gamal batangnya tumbuh lurus panjang dan rangkaian bunganya
berwarna merah muda keputihan.Hal ini sesuai dengan pendapat Reksohadiprodjo
(1985) yang menyatakan bahwa tanaman gamal tinggi menjulang dengan batang lurus
panjang.Kulit batangnya mudah sekali lecet atau terkelupas.Bunga gamal tersusun
dalam rangkaian dengan warnamerahmuda keputihan.
7. Sengon ( Albizia chinensis )
Sengon ( Albizia chinensis ) adalah
sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Batang dan papangan pohon yang
menggugurkan daun,berukuran sedang hingga tinggi,30,45 m dan gemang
batangnya 70 – 140 cm.papangan agak halus,di luarnya abu – abu gelap,dengan
gigir-gigir melintang .
Daun- daun majemuk majemuk menyirip
ganda dengan 4 – 14 pasang sirip : tulang daun
utama 10‑25 cm,berambut,dengan kelenjar dekat pangkal tangkai daun dan
pada pertemuan
tulang sirip.Daun penumpu besar, bundar telur miring dengan pangkal yang setengah berbentuk jantung,seperti membrane, dengan ekor di ujungnya Sirip 4‑14 cm panjangnya,dengan 10‑45anak daun persirip,duduk berhadapan.Anak daun memanjang sampai membentuk gariss,
dengan ujung runcing,miring,sisi bawah hijau biru,tulang daun tengah
sangat dekat dengan tepi atas, dan bunga majemuk berbentuk bongkol.
8. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)
Rumput Gajah
( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah
satu jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput
gajah dapat hidup diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon
terhadap pemupukan, serta enghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.
Rumput gajah tumbuh merumpun dengan perakaran
serabut yang kompak, dan terusenghasilkan anakan apabila dipangkas secara
teratur.
Pada lahan tumpang sari, rumput gajah dapat ditanam
pada guludan-guludan sebagai pencegah
longsor akibat erosi. Morfologi rumput gajah yang
rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 2 meter sehingga dapat berperan sebagai
penangkal angin (wind break) terhadap tanaman utama.
Rumput gajah
dibudidayakan dengan potongan batang (stek) atau sobekan rumpun (pous) sebagai
bibit. Bahan stek berasal dari batang yang sehat dan tua, dengan panjang stek
20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku atau mata). Pemotongan pada
waktu penanaman ruas mata dapat Untuk bibit yang berasal dari sobekan rumpun/
anakan (pous) sebaiknya berasal dari
rumpun yang sehat, banyak mengandung akar dan calon
anakan baru. Sebelum penanaman bagian vegetatif dari sobekan rumpun dipangkas
terlebih dahulu untuk menghindari penguapan yang tinggi sebelum sistem
perakaran dapat aktif menghisap air.
9. Paspalum
Rumput ini berasal dari Argentina dan
masuk ke benua Australia pada tahun1870 dan akhirnya meluas menjadi rumput
benua Australia. umumnya rumput ini ditanam dengan menggunakan pols, dan
mampu hidup pada ketingian 0-2000 m dari permukaan laut dengan curah hujan
kurang dari 900-1.200 mm/tahun. Selanjutnya dikatakan bahwa rumput
Paspalum dilatatum termasuk rumput berumur panjang, tumbuh tegak dan bisa
mencapai tinggi 60-150 cm. Rumput ini berdaun rimbun dan toleran terhadap
kekeringan karena sistim perakaran
luas dan dalam juga tahan genangan air, rumput
ini merupakan rumput gembala yang baik dan banyak nilai gizinya.
Tanaman berdaun banyak, rumput tahunan dengan rumpun dan yang
tegak, biasanya tinggi kurang dari 1 m sampai 2 m ketika berbunga. Lebar daun
sampai >2,5 cm, mengkilap dan rapuh, bahkan ketika dewasa. Biji terdapat
dalam suatu tandan sederhana sepanjang 26 cm yang tersusun atas 20 tangkai, panjang bagian bawah
sampai 14 cm. Spikelet kira-kira sepanjang 13
mm dan lebar 2 mm. 250.000-45.000 biji/k
10. Rumput kawat
Bagi
para perani, rumput kawat adalah salah satu masalah yang
harus di basmi, cara pembasmian rumput-rumput yang mengganggu tanaman petani
ini dibasmi menggunakan pestisida atau dengan cara di tebas, di lahan pertanian
sangat banyak di tumbuhi berbagai macam rumput, dari yang kecil hingga yang
besar, dan semua rumput-rumput tersebut pasti dibasmi oleh petani, karena
bisamerusak
Dari berbagai macam rumput yang tumbuh di lahan pertanian milik petani, ada salah satu rumput yang berukuran besar dan sangat sulit untuk di basmi, rumput ini ada yang menyebutnya rumput kawat-kawatan, nama tersebut memang cocok untuk rumput tersebut, karena batang dari rumput tersebut sangat keras, banyak cara yang di lakukan para petani untuk membasmi rumput ini, seperti di semprot menggunakan pestisida,di potong batangnya menggunakan parang atau golok,atau mencabut batangnya dari tanah, dari cara tersebut terkadang rumput tersebut tidak mati, walaupun mati, tidak lama kemudian akan tumbuh lagi.,Rumput ini mempunyai batang yang keras, dan juga sangat susah untuk mencabutnya,
Dari berbagai macam rumput yang tumbuh di lahan pertanian milik petani, ada salah satu rumput yang berukuran besar dan sangat sulit untuk di basmi, rumput ini ada yang menyebutnya rumput kawat-kawatan, nama tersebut memang cocok untuk rumput tersebut, karena batang dari rumput tersebut sangat keras, banyak cara yang di lakukan para petani untuk membasmi rumput ini, seperti di semprot menggunakan pestisida,di potong batangnya menggunakan parang atau golok,atau mencabut batangnya dari tanah, dari cara tersebut terkadang rumput tersebut tidak mati, walaupun mati, tidak lama kemudian akan tumbuh lagi.,Rumput ini mempunyai batang yang keras, dan juga sangat susah untuk mencabutnya,
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Penutup
1.
Rumput merupakan tumbuhan
monokotil, mempunyai sifat tumbuh, yaitu membentuk rumpun, tanaman dengan
batang merayap pada permukaan, tanaman horisontal dengan merayap tetapi tetap
tumbuh ke atas dan rumpun membelit.
2. Rumput dalam pengelompokkannya dibagi menjadi dua yaitu rumput
potong dan rumput gembala. Yang termasuk dalam kelompok rumput potongan
adalah rumput yang memenuhi persyaratan: memiliki produktivitas yang tinggi,
tumbuh tinggi secara vertikal dan banyak anakan seerta responsif terhadap
pemupukan.
3.
Rumput gajah mempunyai
beberapa varietas, antara lain varietas Afrika, varietas Hawai dan varietas
Taiwan. Rumput gajah Taiwan ini termasuk spesies terbaik. Varietas lainnya
seperti Afrika dan Hawai memiliki karesteristik yang berbeda dimana varietas
Afrika yang ditandai dengan batang dan daun yang kecil, tumbuh tegak, berbunga
dan produksi lebih rendah jika dibandingkan dengan rumput varietas hawai,
sedangkan varietas Hawai ditandai dengan batang dan daun yang lebar,
pertumbuhan rumpun sedikit menyebar, produksi cukup tinggi dan berbunga.
4. Setiap rumput memiliki kuunggulan dan
keterbatasan masing-masing. Dan dimanfaatkan dalam hal yang berbeda pula.
5.2
Saran
Gunakanlah sebaik mungkin waktu yang kita lakukan dalam
melakukan peraktikum ini kerna walaopun hanya sdetik waktu itu sangat berharga
bagi kita semua terutama dosen kita yang telah rela meluangkan waktunya demi
kita semua, demi kebaikan dan kemajuan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. Hijauan
Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. 1983.
Anonim. Perusahaan
Buli Berdikari. http://buliberdikari2009.com/. 2009. diakses pada tanggal 24 Desember
2012.
______. Beralih ke Sapi. http://Sapi2010.wordpress.com/. 2010. Diakses pada tanggal 24
Desember 2012.
______. Hijauan Pakan Ternak. http://ilmuternakkita.blogspot.com/. 2010. Diakses pada tanggal 25 Desember 2012.
______. Livestock. http://livestock.com/.
2011. Diakses pada tanggal 24 Desember 2012.
Akoso, B.T. Kesehatan Sapi. Yogyakarta:
Kanisius. 1996.
Apik. Jenis Pakan Ternak http://apikdewefppundip2011.wordpress.com/ . 2011. Diakses pada tanggal 25
Desember 2012.
Edo. Hijauan Makanan Ternak. http://ediskoe.blogspot.com/?expref=next-blog. 2012. Diakses pada tanggal 24 Desember
2012.
Indoagro. Hijauan Pakan Ternak. http://indoagrow.wordpress.com/. 2011. Diakses pada tanggal 25 Desember 2012.